Minggu, 28 Juni 2020

Tips Sholat Saat Mendaki/Di Alam Bebas


Pergi mendaki gunung bukanlah sebuah alasan untuk meninggalkan sebuah tanggungjawab sebagai seorang yang beriman kepada Tuhannya. Tidak memandang agama manapun, sudah menjadi kewajiban bagi mereka untuk tetap taat kepada Tuhan yang telah menciptakan segenap alam raya ini. 

Khususnya bagi pendaki muslim yang memang diwajibkan untuk tetap berkomunikasi kepada Allah SWT selama 5 kali dalam satu hari. Berikut kami sampaikan tips untuk melaksanakan sholat 5 waktu selama pendakian ataupun di alam bebas.

1. Menggunakan Sholat Safar, mengqosor & menjama' sholat (safar: perjalanan). 
Mengqosor sholat yaitu mendekatkan sholat dengan 4 rokaat menjadi 2 rokaat (Dzuhur, Ashar dan Isyak). Melaksanakan sholat ini hanya dibolehkan dalam waktu safar atau perjalanan jarak jauh yang ditempuh sejauh 48 mil atau 85 km. Sehingga pada saat memulai keberangkatan dari rumah kita niatkan untuk melakukan perjalanan bukan untuk pergi naik gunung.

Menjama' Sholat yaitu mengumpulkan sholat yang dilaksanakan pada waktu yang sama. Adapun sholat yang bisa bisa dijama' adalah Sholat Dzuhur dan Ashar, Maghrib dan Isyak. Ada 2 macam menjama' sholat ini yaitu:
a. Jama' Takdim: Mengumpulkan dua sholat menjadi satu di waktu sholat yang terlebih dahulu. Contoh: melaksankan sholat Dzuhur dan Ashar (dilakukan pada saat sholat Dzuhur)
b. Jama' Takhir: Mengumpulkan dua sholat menjadi satu di waktu sholat yang akhir. Contoh: Melaksanakan sholat Dzuhur dan Ashar (dilakukan pada saat sholat Ashar)

2. Menentukan Arah Kiblat
Dalam menentukan arah kiblat yang lebih tepat menggunakan KOMPAS sehingga kita bisa mengetahui persis arah kiblatnya. Kompas ini bisa kita dapatkan di Jam Tangan ataupun di Software HP yang saat ini semakin canggih. Akan tetapi jika kita tidak membawa peralatan tersebut kita bisa memanfaatkan hal-hal sebagai berikut:
a. Matahari
Matahari yang terbit ataupun tenggelam bisa kita jadikan patokan untuk arah kiblat, yang terpenting saat melaksanakan sholat kita harus YAKIN bahwa arah kiblat kita sudah benar.
b. Lumut yang menempel di pohon
Biasanya lumut yang menempel di pohon adalah berada pada bagian timur sementara pohon yang tidak ditumbuhi lumut bersifat hangat berada di bagian barat. 

3. Wudhu
Biasanya dalam perjalanan mendaki sebuah gunung kita akan jarang mendapatkan mata air, walaupun ada terkadang jarak untuk menempuh mata air tersebut juga susah untuk mendapatkannya dengan medan yang terjal. Persediaan air yang terbatas hanya digunakan untuk konsumsi dan memasak saja. Sehingga untuk berwudhu kita bisa lakukan dengan TAYAMUM dengan menggunakan debu atau pasir yang kita anggap bersih. 

4. Tempat Sholat
Mengenai tempat sholat kita bisa di dalam tenda ataupun di luar. Bisa menggunakan matras ataupun alas lain yang sekiranya bersih. Kalaupun terpaksa harus di luar dan tanpa alas, maka pilihlah tempat yang sedikit berpasir dan jarang rumputnya. Karena debu tanah yang berpasir cenderung lebih bersih dan nyaman untuk sholat, selain tidak basah karena embun kita juga tidak harus melepaskan sepatu yang kita pakai (Keadaan dorurot).


Nah teman-teman jadi sebaiknya kita tetap melaksanakan kewajiban kita dimanapun berada. Karena kebutuhan rohani ini adalah kita yang membutuhkan berkomunikasi dengan sang Khaliq kita bukan sebaliknya. Dan saat memulai perjalanan kita, kita niatkan sebagai ibadah untuk mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada kita, sehingga setiap langkah insyaallah akan bernilai sebagai ibadah kita. Aamiin

Semoga bermanfaat ya sobatt.


Comments


EmoticonEmoticon