Minggu, 06 September 2020

Tips Menghadapi Cuaca Ekstrim Saat Mendaki Gunung


Mendaki sebuah gunung sebenarnya merupakan faktor keberuntungan pada pendaki masing - masing, karena faktor cuaca yang setiap saat berubah-ubah. Pada musim penghujan para pendaki harus mengantisipasi curah hujan, badai, petir, badai dan jalur pendakian yang licin serta beresiko yang lebih besar. Pada musim kemarau para pendaki akan menghadapi debu yang tebal, suhu dingin yang kadang dibawah rata-rata, bahaya kebakaran dan lain sebagainya yang terkadang para pendaki tidak diprediksi sebelumnya. Terlebih-lebih saat ini banyak pendaki yang hanya berkebutuhan pengganti profil media sosialnya, yang belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk pergi berpetualang. 

Untuk mengantisipasi cuaca buruk di gunung sebaiknya kita harus yang harus kita perhatikan pada saat naik gunung antara lain:

Ketika para pendaki melakukan pendakian, ada baiknya selalu siapkan fisik dan perlatan yang aman atau safety. Karena ketika sudah berniat terjun ke alam bebas pendaki sudah harus siap dengan segala resiko yang akan dihadapi selama perjalanan. Selain itu mendaki gunung gunung bukanlah ajang untuk bermain-main aka tetapi memang perlu sebuah nyali yang kuat dan keseriusan. Apalagi saat menghadapi cuaca yang ekstrim yang tiba-tiba datang tanpa permisi. Nahhh, Berikut beberapa hal yang muncul sebagai efek dari adanya cuaca ekstrim saat mendaki, diantaranya:

1. Menimbulkan kepanikan: terutama jika pendaki masih pemula mental belum terlatih, perlengkapan yang tidak memadahi dan tidak mengenal medan.

2. Disorientasi: Cuaca yang buruk yang datang dengan tiba-tiba membuat pendaki kehilangan kendali. Tentu saja jika pendaki mengalami disorientasi maka keputusan-keputusan yang diambil pendaki bisa berakibat fatal. Misalnya kabut tebal yang datang dengan tiba-tiba akan membuat jarak pandang terbatas dan pendaki bisa tersesat bahkan masuk jurang apabila tidak mengenal medan dengan baik.

3. Hipotermia: cuaca yang buruk seperti hujan lebat, angin kencang akan berpotensi menimbulkan hipotermia bagi pendaki. Hipotermia yang terjadi saat cuaca buruk akan menambah kepanikan dan berujung pada penanganan yang kurang tepat, tidak sedikit para pendaki yang kehilangan nyawa karena terkena hipotermia.

4. Cidera: perlengkapan yang tidak memadahi misalnya sepatu yang tidak standard, pakaian yang tidak semestinya akan menimbulkan cedera bagi pemakainya saat terjadi cuaca yang ekstrim.


Selain itu yang harus kita perhatikan saat mendaki dan dihadapi dengan cuaca ekstrim antara lain:

1. Saling mengawasi dan menjaga komunikasi dengan rekan pendakian agar kita tahu kondisi satu sama lain dan selalu jaga jarak aman supaya tidak terlepas dari rombongan

2. Jaga kekompakan karena keselamtan nyawa teman pendaki lain juga menjadi bagian dari tanggungjawaba bersama.

3. Jangan memaksakan kehendak jika kondisi sudah tidak memungkinkan lagi. Kondisi ini harus berani memutuskan antara dilanjutkan atau putar balik.

4. Jika memang harus mendirikan tenda carilah tempat yang nyaman dari tiupan badai atau aliran air jika pada saat hujan deras.

5. Kemas pendakian dari awal dengan sebaik mungkin antara di depan sebagai penunjuk arah, ditengah pendaki pemula dan leadernya dan dibelakan adalah sweeper yang siap dengan segala kondisi. 


Source : #gunungindonesia
Comments


EmoticonEmoticon