Senin, 18 Februari 2019

Melintasi Puncak Argowiloso Gunung Muria Kudus

Gunung Muria adalah sebuah gunung di wilayah utara Jawa Tengah bagian timur, yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Kudus di sisi selatan, di sisi barat laut berbatasan dengan Kabupaten Jepara, dan di sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Pati. Gunung ini memilki ketinggian 1602 MDPL dan memiliki banyak puncaknya. Hanya saja yang pendaki kunjungi adalah Puncak 29, Puncak Argopiloso, Puncak Argo Jembangan dan Puncak Natas Angin. Kesemua puncak memilki jalur – jalur tersendiri.
Puncak Argowiloso Gunung Muria Kudus

Puncak Argopiloso yang terletak bersampingan dengan tempat ziarah di Gunung Muria ini menjadi alternatif para pendaki yang ingin menghabiskan weekendnya. Dari tempat ziarah ini untuk mencapai basecampnya cukup turun dan mengambil arah Air Tiga Rasa Rejenu. Di sini akan kita temukan bangunan yang tidak jauh beda di Makam Sunan Muria sebagai tempat ziarah. Untuk naik ke Argopiloso tidak ada tiket khusus, hanya kita membayar parkir saja sebesar Rp. 5000,-. Cukup murah kan hehehehe.

Oh ya Air Tiga Rasa ini memiliki rasa yang berbeda-beda, Menurut penjaga di air tiga rasa ini pada Sumber Air Pertama mempunyai rasa tawar-tawar masam (Jawa : anyep-anyep asem/kecut) yang bekhasiat dapat mengobati berbagai penyakit. Sumber Air Kedua mempunyai rasa yang mirip dengan minuman ringan bersoda seperti “Sprite” yang bekhasiat dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup. Sumber Air Ketiga mempunyai rasa mirip minuman keras “tuak / arak” yang bekhasiat dapat memperlancar rezeki jika bekerja keras untuk mendapatkannya. Ketiga jenis air tersebut jika dicampur menjadi satu, rasanya menjadi air tawar. Namun buat saya pribadi, air tetaplah air yang menyembuhkan kita pada saat kita haus, meski begitu kita juga harus tetap menghormati pendapat pendahulu.


Diujung air ke tiga inilah kita mulai pendakian ke puncak Argopiloso. Untuk menuju Pos I tidak terlalu lama, hanya membutuhkan 30 menit kita sampai pos I yang tempatnya merupakan sebuah pemakaman. Sangat rimbun kawasan ini dan cukup luas, hanya saja nyamuk kebun yang selalu mencuri kelengahan kita untuk dimintai donor darahnya.

Menuju pos 2 kurang lebih 1,5 jam, jalan cukup terjal dan hampir tidak ada bonus pada trek ini, berjalan di bibir tebing yang membutuhkan ekstra hati hati. Ada satu jalur terekstrim menurut saya yaitu kita harus naik tangga yang terbuat dari bambu dan menempel pada akar-akar pohon yang sangat kokoh. Ini sangat jarang ditemukan di gunung-gunung lain, selain medan terjal juga akar-akar pohon yang tumbuh subur menjadikan jalur sedikit licin pada musim kemarau dan sangat licin pada musim penghujan.


Hutan yang tumbuh subur

akar anak tangga

Perjalanan kita selanjutnya dari Pos 2 menuju pos 3 kita akan disuguhkan rimbunan pohon yang subur dan semak belukar yang berumput tinggi, hingga akhirnya kita bertemu dengan pertigaan dan kita mengambil ke arah kanan. Jalan cukup datar bahkan untuk dibuat laripun sangat bersahabat. Sesekali jalur ini berbatu padas putih dan beberapa pohon tumbang yang sudah mulai melapuk dan menjadi pupuk rumput liar. Sehingga rumput tumbuh subur dan menghijau meskipun musim kemarau. Akhirnya kita akan bertemu dengan pohon besar yang yang digunakan untuk istirahat dan menjadi pos 3 sebelum kita summit ke puncak Argopiloso. Pohon ini dulu tumbuh dengan subur dan daun yang rindang yang membuat kita betah berlama-lama di sini. Pemandangan pun juga tidak kalah cantik dengan gunung-gunung lain. Namun saat ini pohon ini tinggal kenangan karena kebakaran beberapa tahun yang lalu, hanya tinggal kayu berdiri tak berdaun dan tak adalagi kicau burung lagi di pohon ini
sebelum kebakaran


setelah kebakaran

view di sekitarna

Dari lokasi ini kita akan menyusuri jalan yang mulai menyempit dan sebelah kanan ada tebing yang longsor. Lima belas menit kemudian kita akan dihadapkan dengan kebun pisang yang sangat tinggi pohonnya. Hampir semua pisang ini tidak ada yang memanen kecuali binatang malam yang menyantapnya. Tidak jauh dari situ kita akan bertemu dengan pohon bambu kuning yang berumpun di beberapa titik. Di ujung jalan ini kita akan dipertemukan dengan pertigaan dimana kalau kita ke kanan kita akan bisa ke Puncak Argo Jembangan dan ke kiri ke puncak Argopiloso.

Sayangnya belum masak saat itu pisangnya, jadi ya tidak ikut memanen hehehe

Tidak terlalu jauh dari pertigaan ini untuk sampai ke Puncak Argowiloso, hanya sekitar 15-20 menit kita akan sampai pada puncaknya. Berupa dataran yang cukup luas yang ditandai dengan papanisasi Argowiloso. Bisa dibangun tenda 6-10 tenda dengan view kota Kudus, Jepara dan Pati. Kalau beruntung terkadang kita bisa melihat elang yang terbang di sekitar puncak ini. Terlihat juga puncak 29 dan puncak Natasangin yang sepertinya tidak terlalu jauh.

Puncak argo Jembangan


Puncak Argowiloso
Pada saat turun dari Puncak Argowiloso ini direkomendasikan juga menikmati air terjun yang berada di balik bukit sumber air tiga rasa. Untuk mencapi air terjun ini cukup menyusuri aliran sungai kecil yang berair jernih. Kurang lebih 15 menit kita akan sampai di air terjun ini. Cukup tersembunyi tempat ini sehingga jarang orang yang belum tahu dan cukup aman buat mandi karena air terjunnya yang sangat bersahabat. Tapi tetap hati-hati ya gaeessss

Air Terjun di seputar Air Tiga Rasa Rejenu Kudus

Comments


EmoticonEmoticon