Kamis, 04 Juli 2019

Gunung Telomoyo


Cantiknya Gunung Telomoyo di Pos 5
Terlintas dalam fikiran kita saat menyebut dengan Gunung Telomoyo adalah banyaknya pemancara yang berada di puncak gunung ini. Jalur yang bisa dijangkau dengan kendaraan bermotor baik roda dua ataupun roda empat. Gunung yang berlokasi di desa Nogosaren, Getasan, Kabupaten Semarang ini memiliki ketinggian 1816 MDPL. Gunung ini adalah gunung mati yang tidak mempunyai kawah dan merupakan puncak tertinggi dari barisan-barisan bukit di sekitarnya, yakni Gunung Kelir, Gunung Gajah dan Gunung Kendil. Tanah cadas yang keputihan dan sedikit gembur banyak dimanfaatkan oleh warga lokal untuk menanam sayur mayur, buah-buahan (Jambu Biji Merah) khususnya sangat khas dari daerah ini.

Lebih jauh lagi tentang gunung Telomoyo ini, ada beberapa basecamp yang bisa digunakan untuk sampai ke puncaknya. Pertama adalah basecamp Ardat, merupakan pintu utama untuk masuk ke area gunung ini, bisa melalui kendaraan bermotor kurang lebih 45 menit bisa sampai puncaknya. Jalan beraspal yang sudah lama ada beberapa bagian yang sudah rusak dan ada pula beberapa tebing yang longsor sehingga para pengendara harus hati-hati jika berkendara khususnya pada saat musim penghujan. Jika berjalan kaki akan bisa ditempuh dengan 2 jam sampai ke puncaknya. Di puncak kita akan melihat tower tower yang berfungsi sebagai alat dan radar komunikasi. Adapula area Gondola untuk paralayang dan view yang lumayan cantik.

Basecamp Arsal, adalah kali keduanya saya mencoba untuk naik ke Gunung Telomoyo. Basecampnya bersih, dan ramahnya para penduduk membuat kami saat itu sangat enjoy menikmati kenyamanan kami saat mengadakan acara buka bersama kala itu. Udara yang sejuk dan cuaca yang bersahabat akhirnya kami memutuskan untuk naik ke Gunung Telomoyo ini. Harga tiket cukup murah dengan Rp. 10.000 dan parkir Rp. 5000 kita sudah mendapatkan 2 stiker dan 1 gantungan kunci sebagai cendera mata dari basecamp Arsal ini.

Perjalanan dari basecamp ke camp area kita akan melalui beberapa pos, menuju pos 1 tidak terlalu lama, kurang lebih 15 menit kita akan sampai. Pada pos 1 ini bernama Dalan Kedit.Iini hanya ada sebuah plang tertulis POS 1 yang ditempel di pohon pinus dan tidak ada tempat untuk mendirikan tenda. Menuju pos 2 juga tidak terlalu jauh, kira kira hanya 15 menit kita akan sampai di pos 2. Tidak jauh beda dengan pos 1, yang membedakan pos 2 yang bernama Mbetengan ini ada satu tempat yang bisa digunakan untuk mendirikan 1-2 tenda dengan kapasitas 2-3 orang.

Melanjutkan perjalanan ke pos 3, jalan mulai menanjak dengan semak belukar di kanan kiri jalur, banyak pohon perdu yang berduri dengan ilalang yang panjang-panjang. Jadi disarankan untuk memakai celana dan kaos panjang untuk naik ke gunung ini. Kurang lebih 30 menit kita akan sampai di pos 3 ini. Pos ini bernama Terowongan Renggut dan ditandai ada bangku kecil untuk digunakan duduk dan satu tempat untuk mendirikan tenda dengan kapasitas 3 orang. Pemandangan pun kurang bagus jika kita camp di sini, disamping masih banyak pohonan yang menghalangi pemandangan tetapi juga  tanah yang relatif miring jadi kurang nyaman untuk mendirikan tenda.

Dari pos 3 menuju ke pos 4, jalan terjalpun kita dapati, sesekali memang agak merangkak juga teman-teman. Untuk sampai pos 4 ini sebenarnya tidak terlalu lama mungkin hanya 15-20 menit kita akan sampai di pos 4. Pos 4 ini ditandai dengan adanya tugu perbatasan dan memang bernama Tugu Batas juga hehehehe. Tempat yang datar yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda dengan ilalang yang tinggi nampaknya jadi tempat camp yang cocok juga jika di Pos 5 sudah penuh sebagai alternatif.
Pos 4 Tugu Batas
Sabana mini di jalur menuju pos 5 menjadi teman dalam perjalanan, selain lebih astistik untuk mengambil gambar, tetapi juga juga ada suara-suara yang khas jika tertiup angin. Tak jauh untuk menuju pos 5 yang bernama Ngratan ini menjadi pos yang dinanti-nanti untuk segera full istirahat. Tempat yang luas, pemandangan kota yang cantik khususnya kalau malam hari saat cerah, semua lampu-lampu di bawah nampak berkelap kelip dengan segala panoramanya. Cukup untuk ratusan tenda di sini jadi jangan khawatir tidak kebagian tempat ya kawan. hehehehe

Ketiga kalinya saya mencoba naik dengan jalur yang berbeda yakni registrasi di Basecamp Watu Tumpeng yang jaraknya sebenarnya tidak jauh dengan Basecamp Arsal. Nah Basecamp Watu Tumpeng ini juga tidak jauh beda dengan Basecamp Arsal, hanya peraturan sudah mulai diperketat dengan tidak diijinkannya untuk membawa tisu basah dan botol air mineral dan selebihnya sama.

Yang membedakan adalah jalurnya, di Watu Tumpeng ini terbagi menjadi dua jalur, jalur pertama adalah jalur evakuasi yang akan bertemu dengan pos 4 Tugu Batas dari Basecamp Arsal. Jalan melalui ladang rumput petani yang dibuat zigzag sehingga sangat nyaman untuk para pendaki dan relatif lebih cepat sampai ke pos 5 Ngratan. 

Sementara yang satu adalah jalur pipa air penduduk yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar. Dari basecamp Watu Tumpeng yang pertama akan kita tuju adalah Watu kotak. Batu ini sekilas kalau dari bawah seperti tandon air pam kotak, namun setelah dilihat dari atas memang benar benar batu berbentuk kotak mirip seperti TV Tabung. 15 menit waktu yang kita tempuh untuk sampai di watu Kotak ini. Dari watu kotak kita kembali menyusuri jalan setapak dengan pipa di sebelah kiri, sesekali ada juga pengendara motor yang lewat dengan membawa rumput untuk ternaknya, hati -hati ya pamaannnnnn.....

Menuju nama asing berikutnya yakni Watu Tumpeng sendiri sabagai nama basecamp. Watu Tumpeng ini merupakan batu besar yang berdiri kokok setinggi 20 meter yang digunakan untuk bertapa oleh orang - orang jaman dahulu. Akhirnya batu ini dinamai batu tumpeng yang memang bentuknya sedikit mengerucut di atasnya. Ada papanisasi DILARANG NAIK juga untuk menghindari korban jika ada yang mencoba - coba untuk naik. Ingat Peraturan itu bukan untuk dilanggar tetapi untuk ditaati ya kawannn....

Dari Watu Tumpeng inilah awal mbolang sebenarnya, karena kita dihadapkan dengan jalur yang bersisi jurang yang lumayan curam dan pohon rumput petani yang panjang-panjang terkadang menghalangi langkah kita jika kita tidak hati-hati. Kita akan bertemu dengan Sendang Kembar dimana di sendang ini ada 2 titik mata air yang bisa kita dapat untuk menambah perbekalan air kita. Dengan jarak tempuh 20 menit dari Watu Tumpeng dan beberapa kali ada bonus jalan datar dan menurun juga.

Jalan Watu Tumpeng ini memang dibuat memutari Gunung Telomoyo, namun buat kami itulah asiknya bisa lebih mengenali gunung Telomoyo lebih jauh lagi. Nafaspun mulai ngos-ngosan saat batas vegetasi pohon cemara dan suara khas daunnya jika terterpa sepoi angin malam. Bukan lagi nanjak jalannya, jalan yang hampir tertutup rapat oleh rumput liar ini kita harus benar-benar merangkak dan berpegangan rumput rumput liar tersebut. Kebayang banget jika pada saat naik itu ada musim hujan pasti bukan hanya sekali atau dua kali tapi pasti berkali prosotan dengan medan licinnya. 20 menit pertama kita bisa istirahat di pematang jalan ini dengan bersandar rumput tebal dengan berhimpitan karena memang tidak terlalu lebar, atau bahkan di tanjakan kita breaknya. 

20 menit ke dua tiba tiba di depan saya ada nama satu tanjakan yang aneh yaitu TANJAKAN GENDENG. Dari namanya saat itu aku langsung membayangkan pasti tanjakan ini uuhhh sekali. Seketika saya lihat atas dan kibaran bendera merah putih di Pos 5 Ngratasn di atas kepala melambai lambai meskipun kecil sekali terlihatnya. Edddiiaaann sekali tanjakan curam gini hampir 80 derajat nampakanya saat menapaki tanjakan gendeng ini. Napas satu dua akhirnya kami cairkan dengan minuman kami dan satu persatu kami melewati nya dengan selamat meski harus ada yang MBLEGADRAK di sepanjang Tanjakan Gendeng ini. Akhirnya kami sampai di pos 5 Ngratan dengan satu kata, ini bukan Tanjakan Gendeng, tetapi Tanjakan Gendeng Sekali hehehehehe.

Pos 5 Malam Hari

Pos 5 Siang Hari
Dari Pos 5 pagi harinya kami menuju puncak Top Selfie, hanya 5 menit dari pos 5. Oh ya di Pos 5 ini kita bisa melihat gunung Merbabu dan Lawu dengan Golden Sunrise dan kelap kelip lampu kotanya. Jika kita ke puncak Top Selfie kita akan melihat Gunung Lawu, Gunung Merbabu, Gunung Andong, Gunung Sindoro Sumbing dan Gunung Prahu. Di Top Selfie ini ada juga kelihatan jalur beraspal dan juga jalur jalan kaki dari Basecamp Ardat. Hanya saja biasaya para pendaki hanya sampai di Top Selfie untuk perjalanannya dan jarang yang sampai puncak. Disamping view yang kurang bagus, di puncak medan juga cukup terjal jika kita akan menuju sampai kepuncak.

Top Selfie
Catatan:
Hampir dari semua basecamp untuk menuju puncak rata-rata menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam perjalanannya. Hanya kita tinggal mau pilih yang mana jalur yang teman-teman sukai dan tentunya keselamatanlah yang menjadi keutamaan dalam setiap perjalanan. Gunung bukanlah tempat sampah dan selalu bawalah sampah teman-teman turun supaya anak cucu kita kelak berhak untuk menikmati keindahan alam ini

Contact person basecamp Arsal : +62 877-8704-3129
IG = #Basecamparsal, #Mounttelomoyo, #Telomoyoindonesia, #Basecampwatutumpeng

Comments


EmoticonEmoticon