Senin, 25 Januari 2021

Merapi Part I

Besama Bule Norwegia di Puncak Merapi

Kisah pertamaku ke Gunung Merapi di awali pada tahun 2012. Saya diajak seorang teman media sosial kala itu, beliau tinggal di Bawen. Kemudian kami sepakat untuk bertemu di Kebun Kopi Bawen. Singkat cerita kami bertemu pada pukul 3 sore dan karena cuaca yang sedang gerimis kami langsung menuju basecamp gunung Merapi di Selo Boyolali.

Pertama menginjakkan kaki di basecamp, rasanya sore itu sangat dingin sekali, selain diguyur sepanjang jalan, namun udara gunung yang cenderung mendung menambah dinginnya sore itu. Akhirnya kami berdua sepakat untuk mendaki Gunung Merapi pada tengah malam. Sebelumnya kami registrasi pendakian dan pada saat itu harga tiket masuk merapi masih Rp. 3000 dan parkir motor masih Rp. 2000.

Barameru basecamp, akhirnya memberikan kami secarik tiket dan denah perjalanan untuk menuju ke puncak. Di sanalah akhirnya saya kenal dengan beberapa pendaki lain dan saling tukar nomor hp untuk saling berbagi informasi tentang pendakian. 

Saat Mahrib tiba, kamipun menunaikan sholat yang kami jamak dengan sholat isyak pada waktu itu. Diteruskan makan malam dan pukul 8 malam kamipun beranjak masuk ke basecamp Barameru untuk istirahat dan tak lamapun kami terlelap dengan tidak lupa pasang alarm untuk bangun pukul 00:00 dan persiapan pendakian.

Namun karena baru perdana untuk mendaki gunung Merapi, perasaan saya waktu sedikit tidak tenang dan jujur sebenarnya ingin segera naik, akan tetapi saran dari basecamp tetap kami patuhi. Pukul 00:00 kamipun mempersiapkan perjalanan kami, dengan senter seadanya dan bekal makanan untuk perjalanan. Kami tidak membawa tenda dan yang lain-lain, kami hanya modal dengkul kuat saat itu tanpa pernah memikirkan faktor yang lain.

Kami berdoa, dan tepat pukul 00:30, kami mulai pendakian ke gunung Merapi. Nafas yang terengah-engah dan medan yang masih sangat alami, saat itu kami bersama beberapa teman baru untuk bergabung. Menyusuri jalan-jalan setapak merapi dini hari itu ditemani dengan badai yang cukup besar suara-suara pohon yang terkena angin tidak menyurutkan keinginan kami untuk menapaki setiap pos yang ada. Pos pertama kami lewati pada pukul 2 dini hari, istirahat sebentar dan kami lanjutkan menuju pos selanjutnya. 

Saya tidak pernah membayangkan perjalanan di depan saya seperti apa, hingga saya benar-benar diuji dengan medan yang terjal dan berbatu, sementara saya hanya pakai sandal sponge yang sangat ringan dan sangat licin jika dipakai. Setengah jam kemudian kami sampai di Pos 2 dan kami hanya berhenti sebentar. Kemudian kami menuju ke Pasar Bubrah. Pukul 3 dini hari kami sampai di Pasar Bubrah, kami mengeluarkan bekal kami untuk dinikmati sambil menunggu subuh tiba. Masih pada suasana badai yang cukup besar, saya laksanakan sholat subuh. Diantara tubuh yang menggigil saya pakai jaket dan sarung untuk menghangatkan badan ku. 

Pukul 04:30 kami menuju puncak Merapi dan waktu itu perjalanan sangat berat buat saya, karena belum tahu medan akhirnya saya mengikuti teman-teman dari belakang menyusuri tebalnya pasir Merapi setengah lutut pada waktu itu. Naik dua turun satu itu yang kami rasakan hingga sampai dibibir tebing sebelah kiri. Disitulah sandal saya sponge saya terbang terkena badai di jurang sebelah kiri. Mau diambil terlalu jauh dan terjal, akhirnya sandal yang satupun saya lempar ke lembah sekalian tidak pakai sandal sampai di puncaknya.

Dingin, kaku dan perih-perih terkena kerikil-kerikil tajam merapi akhirnya sampai puncak juga dan bisa melihat kawah merapi dan bisa melihat lava yang berwarna kemerahan di kawah merapi pagi itu. Mengabadikan momen sudah tentu dan tidak lama kemudian kami turun ke Pasar Bubrah, dan alangkah senangnya waktu itu karena bisa bertemu pendaki luar negeri dan mau di ajak foto bareng. Itu yang menjadikan ketagihan untuk mendaki Merapi untuk mencari bule sekedar untuk melanyahkan bahasa Inggris saya serta diajak foto bersama.

Perjalanan kami sangat mengesankan meskipun terlihat letih namun rasa puas itu ada pada pikiran kami, dan terutama saya yang tidak pernah terpikirkan bisa mencapai puncak sebuah gunung pada waktu itu.

Comments


EmoticonEmoticon