Sabtu, 12 Juni 2021

Pendakian Gunung Lawu Via Jogorogo Part II - Ketemu Ciwik-Ciwik Cantik

Pos I Wukir Bayi

Kamipun bertemu dengan rombongan lain yang berasal dari Kabupaten Semarang, tepatnya anak Mapala dari Polines Semarang, yang sedang menguji juniornya dalam perjalanan lintas dari Jogorogo dan akan turun di Cemoro Kandang, Karanganyar sisi selatan yang berbatasan dengan Magetan Jawa Timur. Tim saya sendiri ada saya (Mr. Adi) dari Demak, Mas Dwi dari Ungaran, Egi Alfiansyah dan Sherif Juniar dari Lamongan, Tawon dan Rois dari Jombang, Ipunk, Aldi, Yogi dan Roni dari Jogorogo yang akan mendampingi kami sepanjang perjalanan. Dari Polines berkenalan dengan nama lapangan antara lain Ting-Ting, Genjeh, Pacet, Giri dan Aziz dan memang rencananya akan naik bersama sampai Pos I (Wukir Bayi).

Pukul 08:05 waktu itu kami mulai perjalanan kami dari basecamp naik sedikit ketemu dengan lapangan Voly. Kami di brefing sama kak Irvan Handri untuk teknis perjalanan kami dengan satu pesan yang selalu saya ingat, "Kalau Bisa Pukul 12:00 sudah sampai di Watu Kloso, jadi ke atasnya akan aman". Sesaat kami berdoa untuk keselamatan, kelancaran dan kekuatan selama perjalanan kami.

Hutan cemara menyambut kami dengan semilir anginnya yang menerpa kulit kami. Terasa sejuk dan segar untuk sebuah perjalanan di jalanan berbatu kerikil merah yang sesekali menyandung kaki jika tidak hati hati. Kabut tipis pagi itu pun cukup memberikan rasa sendiri yang mungkin tidak pernah kami rasakan di dataran rendah. Beberapa menit kemudian kami kami mendapati pohon-pohon pinus itu di kelupas kulitnya untuk diambil getahnya oleh penduduk dengan dikasih tandan dari batok kelapa atau dari bekas botol minuman.

Sesekali kami menyeka keringat kami yang mulai keluar di raut wajah kami, meskipun berudara sejuk tetap saja beban di badan kami yang membuat kami harus berkeringat juga. Tidak lupa canda demi canda yang keluar dari mulut kami yang selalu menyemangati satu sama lain. Tidak jarang kami bertemu dengan warga yang turun dari merumput untuk ternak mereka dengan beban yang mungkin dua kali lipatnya dari beban tas saya hehehe. Salut buat warga yang sudah berusia namun tenaga yang dimiliki masih di atas rata-rata. Tanaman lain yang bisa kami temukan adalah ladang kopi yang sudah berbuah, meski masih hijau-hijau namun dalam beberapa bulan ke depan akan di panen dengan kwalitas yang pasti bagus. Jalan masih banyak bonus yang datar saat kami bertemu dengan pertigaan dan kebetualan saat itu kami bertemu dengan dua pemuda yang mencari daun pisang yang akan digunakan untuk bungkus makanan dan ternyata bisa diakses dengan sepeda motor.

Tak ada dalam lintasan saya saat ketemu jalan yang sangat lebar untuk menuju pos 1, bahkan untuk sebuah truk pun bisa melaluinya. Akan tetapi karena sebuah keadaan alam dan faktor yang lain dan tidak memungkinkan kendaraan melaluinya kecuali motor trail. Semoga kedepannya lebih bisa dikelola lebih baik lagi. 

Langkah semakin kami percepat, mengingat jalan yang enak dan bersahabat. Bayangan saya adalah Pos 1 segera kami dapati, mengingat perjalanan kami sudah hampir 1, 5 jam, pun belum tampak yang namanya Pos 1. Jalan yang masih berbatu dan tertata cukup rapi membawa kami ke sebuah belokan dan terdapatlah shelter yang cukup luas dan memang Pos 1 sudah terlihat. Pos 1 ini kondisinya cukup luas dan cocok untuk kegiatan out bond, selain teduh dan sumber mata air juga dekat dan tempat ini cukup terjangkau. Untuk tenda bisa memuat kurang lebih 40-60 tenda yang berkapasitas 4 orang.

Pos 1 yang diberikan nama WUKIR BAYI. Tempat ini masih berada di ketinggian kurang lebih 900 MDPL. Kata Wukir Bayi yang diambil dari kata, Pawukir Bayi. Tempat memandikan Bayi jaman dahulu kala. Selain itu Wukir Bayi juga memiliki filosofi yang tinggi yang mana para peziarah tidak terlalu paham nama desa Kletekan, tidak terlalu peduli dengan nama Randu Kuning tetapi mereka akan sangat familiar dengan nama Wukir Bayi. Di Pos I Wukir Bayi ini sampai saat ini juga masih sangat menghormati kepada para leluhur sebagai bentuk kearifan lokal yang harus dihormati untuk para penerusnya. Setiap tahun sekali Perum Perhutani melakukan tradisi Wedus Kendhit yaitu acara penyembelihan kambing dan masak-masak secara mendadak. Kegiatan ini dilakukan oleh Perum Perhutani bersama Penyadap pinus sebagai bentuk rasa syukur mereka kepada Allah SWT atas rezeki yang telah diberikan. Makan bersama dan turut mengundang warga untuk makan bersama menjadikan warga guyub dan tanggap disetiap melakukan aktivitas. Menurut mereka rasa syukur itu adalah yang utama jika kita pandai mensyukuri apa yang Allah berikan maka senantiasa guyup masyarakat itu akan selalu berkesinambungan.

Apa Bedanya dengan foto yang di atas hayooooo

Di Wukir Bayi inilah kami beristirahat cukup lama di shelter yang terlihat asri diantara pepohonan rimbun yang menjadikan tempat ini sejuk. Setelah melewati jalan yang cukup panjang menuju lokasi ini kami minum dan makan camilah yang sudah kami bawa satu persatu kami keluarkan dan kita menikmati bersama sambil sesekali menikmati pemandangan di sekitar yang masih rimbun dan asri.

Lokasi ini menjadi tempat buat makrab kami dengan mahasiswa dari Polines yang sedang mengadakan Diklatsar anggota Mapala nya yang sudah berangkat terlebih dahulu dengan jalur yang memutar. Kami kenalan satu persatu dan uniknya team mapala mereka memiliki nama lapangan yang lucu-lucu. Ada yang namanya Gajeh, Pacet, Ting-Ting, Amsyong dan Dugong temen saya sendiri ada yang namanya Twon dan dari nama itu memiliki cerita tersendiri buat mereka. Karena mereka kebanyakan cewek-cewek yang enak buat dilihat ehhh..keceplosan jadi memberikan semangat tersendiri buat kami para cowok cowok bang jon kecuali aku yang sudah tuwir sendiri hehehehe. Sudahlah lupakan saja hanya sebatas guyonan hehehehe.

Sesi cekrek-cekrekpun kami lakukan sebelum kami melanjutkan perjalanan kami menuju pos 2.

2 komentar

  1. Bagaimana dgn perjalanan sampai puncak Lawu......apakah ckup terjal kau lewat cemoro kandang.......sy orang Ngawi tp blum pernah Muncak lewat jgrogo hehe๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    BalasHapus
  2. 30 th yg lalu tanjakan ondo rante yg tak terlupakan

    BalasHapus


EmoticonEmoticon