Minggu, 07 Maret 2021

Pendakian Gunung Sumbing Via Basecamp Adipuro, Kaliangkrik, Magelang


Perjalanan kami untuk kembali mengajakkan kaki ini melangkah di Gunung Sumbing ini sudah terencana saat salah satu grup WhatsApp Puisi Para Pendaki yang kala itu berkeinginan mau mencoba naik gunung Sumbing. Dari sinilah akhirnya kami berkoordinasi untuk merencanakan hari, tanggal dan waktu. Akhirnya kami memilih pada tanggal tiga belas dan empat belas Februari dua ribu dua puluh satu. Kebetulan tanggal tiga belasnya merupakan Tahun Baru Imlex jadi ada libur yang cukup panjang selama tiga hari. Rencana awal kami akan naik gunung Sumbing via Bowongso, namun karena masih pandemi dan musim hujan yang intensnya masih tinggi jalur ini masih ditutup untuk pendakian. Option ke dua akhirnya kami mencoba menghubungi basecamp Kaliangkrik sekalian ingin melihat Nepal Van Java kata teman-teman. Terpilihlah basecamp Adipuro Kaliangkrik yang berada di sebelah Timur basecamp Butuh.

Tanggal dua belas Februari teman yang di Lampung mulai bergerak untuk menuju ke Magelang. Sementara saya sendiri baru berangkat hari Jumat tanggal tiga belasnya dan akhirnya kami bertemu di Alun-alun Magelang. Dengan baik hati dari pihak basecamp yang tidak ribet menawarkan tumpangan mobil pickup hingga sampai basecamp. Hujan rintik sepanjang jalan waktu itu membuat rasa dingin dalam tubuh kami dan bergegas kami bungkus dengan jaket tebal kami. Jalan menuju ke basecamp yang berkabut menambah perjalanan kami berjalan pelan-pelan. Sekitar pukul 21:30 kami sampai di basecamp dan malam itu memang udara cukup bersahabat. Selepas hujan yang cukup lebat kaki gunung Sumbing ini diberikan cuaca yang cerah. Lampu lampu rumah penduduk di lereng gunung Sumbing ini menjadi semakin menarik untuk dinikmati. Setelah bergulat dengan rasa kantuk akhirnya kamipun beristirahat malam itu dengan harapan pagi-pagi bisa bangun dan melanjutkan perjalanan sesuai dengan jadwal.

Subuh hari kami bangun untuk melaksanakan sholat di masjid dekat basecamp. Udara yang dingin tidak mengurangi rasa ingin segera berkomunikasi dengan sang Khaliq. Dan apa yang kami dapat, setelah sholat subuh kami disuguhkan pemandangan yang sangat spektakuler menurutku. Pagi yang cerah dengan matahari yang terbit diantara gunung Merbabu dan Merapi sangat ciamiiiikkkk untuk dinikmati sembari minum kopi tubruk dari Lampung. 

Sun Rise di Basecamp Adipuro Kaliangkrik, Magelang


Basecamp Adipuro dengan via Gunung Sumbing di belakangnya

Ternyata pada pukul 06:00 teman yang kami tunggu (bang Wanto) sudah sampai dan akhirnya kami berkemas-kemas untuk segera berangkat. Mandi dan sarapan dengan menu yang mantap dari simbok yang masakin di basecamp wah semakin nikmat rasanya. Namun perjalanan kami molor setengah jam dari yang kami jadwalkan karena di basecamp juga cukup ramai kala itu dengan bersamaan orang Cilacap. Karena kami datang lebih awal kamipun dipersilahkan untuk berangkat lebih awal dengan naik ojek dengan harga 25K, menurutku itupun sangat murah dengan medan yang ditempuh. saat awal kami kira hanya sekitar 15 sampai 20 menit sampai di tujuan ternyata hampir 45 menit kami naik ojek dengan pemandangan yang super keren dengan gagahnya gunung Sumbing. Para petani yang ramah selalu tersenyum saat kami berpapasan meskipun kami di motor.

Pukul 07:30 kami semua sudah turun dari ojek semua dengan berkelakar dengan masing masing kejadian yang dialaminya selama mengojek ekstrim. Aku sendiri saat melintasi tebing yang longsor aku tutup mataku karena takut hehehehehe. Sejenak kami istirahat dan kemudian kami berdoa untuk memohon keselamatan, cuaca yang cerah serta kekuatan selama pendakian. Saat itu saya hanya menyampaikan kepada teman-teman (syarif, azmi, bang wanto dan reski) bahwasannya saya bilang jadikanlah pendakian kali ini menjadi IBADAH Kalian. Karena ibadah itu bukan hanya melaksanakan kewajiban kita sebagai muslim saja, namun kita harus bersyukur dan karena bersyukur itulah kita akan diberikan nikmat yang lain tentunya. 

Perjalanan kami disambut dengan gemericiknya air terjun yang sangat jernih dan kami melintasi jembatan kecil di atasnya. Air yang jernih ingin segera menyebur rasa hehehehehe. Sesaat kami mulai disambut dengan sejuknya kabut tipis dan rimbunya hutan di lereng Gunung Sumbing ini. Anak tangga yang tidak berjalan ini menuntun kami menuju pos dua. Karena efek lama tidak berjalan di pegunungan saya sendiri sempat mengalami mabuk gunung dengan keluar keringat dingin dan kepala muter muter dan berkunang-kunang. Namun alhamdulillah kondisi ini tidak terlalu lama dan bisa kembali kondusif dengan konsumsi kurma yang syarat dengan manfaat kala itu. 

Akhirnya kami sampai pos 2 lebih cepat dari yang diperkirakan kurang lebih 30 menit dari pangkalan ojek dimana kami diturunkan. Pos 2 ini berupa lahan yang sangat teduh di bawah rindangnya pohon-pohon cemara dan perdu lain yang tumbuh subur. Cukup lebar dan bisa menampung tenda kurang lebih 100 an. Istirahat kami kurang lebih 10 menit dengan menyamil bekal yang kami bawa. Tidak lama kemudia kami berjalan di jalan yang cukup datar hingga kami bertemu medan yang cukup menanjak dan sudah bervegetasi yang rendah. Sinar matahari waktu itu cukup menyengat dan semakin banyak menguras tenaga kami. Sejenak kami berisitirahat di bawah pohon cemara dan kebetulan muncul gunung Merapi dan Merbabu. Cekrek sebentar mumpung pas evennya dan kebetulan dari kejauhan merapi nampak kelihatan asap erupsinya meskipun tipis.

Gunung Merbabu dan Merapi yang cantik
Sabana Mini Pedas jalur Adipuro Kaliangkrik

Sesaat kemudian kami lanjutkan perjalanan di sabana mini pedas ini, tanjakan ini cukup menemukan dengkul dengan muka kami sesekali dalam perjalanan. Kamipun melewati hutan lamtoro yang sangat membantu untuk berpegangan serta sedikit mengurangi rasa panas sengatan matahari saat itu. Kurang lebih satu jam akhirnya kami bertemu dengan jalur pendakian yang dari Butuh Kaliangkrik. Saya merasa lega sekali karena jalur ini sudah menjadi bayangan buat saya sendiri, dengan medan yang datar dan bonus sungai serta dengan air yang mengalir jernih. Ketemu dengan sungai kedua rasa haus kerongkongan ini tidak bisa dipungkiri lagi, dengan serta merta saya merunduk untuk meminum langsung dari kubangan kecil. Segar rasanya dan lebih segar dibanding dengan air kemasan menurut saya. hehehehe

Tidak lama kemudian kami bertemu sungai lagi untuk ke sekian kalinya dan jumlah sungai yang bisa kita temui dari jalur Adipuro Kaliangkrik sebanyak 11 sungai dan cukup membantu para pejalan yang membutuhkannya. Kami tiba di pos 3 kurang lebih 1,5 jam dari pos 2. Melihat pos 3 tiga pertama sudah penuh dengan tenda akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan kami. Tidak jauh dari pos tiga, ada pos 3 lagi yang ke dua yang cukup lebar juga dan dibuat di tengah-tengah mata air yang sudah dibuat dengan pipa sehingga memudahkan para pendaki untuk kegiatan masak dan tidak terlalu jauh mengambil air. Dengan alasan masih bisa diajak kompromi tenaga kami, kamipun lanjutkan perjalanan dengan mlipir di bibir tebing sebelah kanan yang saya lihat lebih dekat jika dibanding dengan naik bukit sebelah kirinya. Akan tetapi hasilnya lebih lama karena teman-teman pada merasa takut ketinggian jika melihat tebing itu, meskipun sudah dikasih webbing. Dengan sabar dan hati-hati kami menuruni lereng ini dan seteleh semua terkondisikan kami lanjutkan perjalanan kami.

Ini yang lucu suka naik gunung tapi takut ketinggian

Lewat sini yang aman, gak usah grogi... kataku

Kurang lebih seperempat jam dari pos tiga yang kedua, kami sampai di Camp Area yang dibuat oleh basecamp Adipuro yang memliki ketinggian 2.467 MDPL. Tempat yang cukup terbuka buat mendirikan tenda dan bisa memuat hampir 100 an tenda. Akan tetapi tempat ini juga minim vegetasi sehingga jika pada saat terik matahari akan menyengat sekali panasnya. Lagi-lagi kami tetap semangat untuk melanjutkan perjalanan ke Pos 4 untuk destinasi mendirikan tenda kami. Trek yang berkelok dan diputar membuat perjalanan kami melambat. Pada sungai terakhir kami sempatkan mengisi botol-botol kami yang kosong untuk kebutuhan masak kami di atas nantinya. Karena sudah pukul 13 lebih kala itu kami putuskan untuk istirahat dan sholat dzuhur dan bisa memanfaatkan air untuk berwudlu yang sekaligus saya bisa menjamak sholat dzuhur dan ashar. Lagi-lagi buah kurma andalan kami untuk memulihkan stamina yang sudah mulai terkuras di sisa-sisa perjalan kami menuju pos 4. 

Beruntung kabut dan mendung sepanjang perjalanan kami sangat membantu mengurangi dehidrasi dalam perjalanan kami. Kata pendaki yang sudah turun hanya tinggal 45 menitan lah untuk sampai di pos 4, membuat semangat kami bangkit dan melanjutkan jalan kami meniti kelokan bukit di depan kami. Dari kelokan itu sudah terlihat pos 4 dan terdengar ramai suara pendaki lain yang berada di pos 4. Sampai di pos 4 kami pukul 13:50 menit dan kami merebahkan badan sesaat sebelum kami mendirikan tenda. Sambil memilih tempat yang pas buat dua tenda kami, kami menikmati siang setengah sore itu dengan pemandangan yang menyejukkan mata. Puncak sejati yang terlihat gagah di atas semakin menambah pesona gunung Sumbing ini dengan seribu aura menawannya. 

Tenda sudah berdiri dan kami putuskan untuk makan siang dengan menu nasi goreng yang nasinya sudah beli di tempat simbok basecamp. Minum kopi hangat dan jahe hangat cukup menghangatkan senja itu. Tak lama kemudian gerimispun datang, beruntung kami sudah siapkan flysheet untuk melindungi hunian kami. Gerimis berubah menjadi hujan yang cukup deras senja itu dan flysheet kamipun menjadi tampungan air hujan dan mau tidak mau harus mengubahnya supaya tidak mematahkan frame kami. Setelah selesai kami bisa rehat dengan nyaman meskipun dibelakang kami terdengar suara banjir kiriman dari atas.Akan tetapi namanya air pada akhirnya tembus juga di tenda kami meski hanya tampyas saja dan kami mengubah posisi kami sehingga tetap kering.

Tidak lama kemudian hujanpun reda dan sore itu kembali lagi disuguhkan cuaca yang cerah meskipun di atas ada awan yang menghitam dikala senja itu. Kamipun menggelar flysheet untuk duduk-duduk di sebelah tenda dan memanaskan air untuk menghangatkan kopi tubruk khas lampung dan saya sendiri memilih wedang jahe. Minum kopi takutnya malah tidak bisa tidur. Maghribpun menjelang dan kami sepakat untuk sholat berjamaah dan kami qodlo dengan sholat isya dan membersihkan diri dengan tayamum. 

Pos 4 Pohon Tunggal

Suasana malam hari di Pos 4

Usai sholat maghrib kamipun masuk tenda dan kamipun menyiapkan makan malam dengan bekal kami, saya sendiri memilih makan roti tawar dengan balutan susu coklat dan seresnya beberapa lipat sudah mengenyangkan perut kami. Selain itu cemilan cemilan yang kami dapat dari sepasang pendaki yang menghibahkan kami sosis, mie, abon, rempeyek kacang hijau serta kue kering. Wah baik banget mbaknya dan menjadi santapan saya rempeyeknya sambil menikmati malam itu. Sebelum kami ke peraduan malam kami sempatkan masak nasi terlebih dahulu untuk besok harinya supaya usai summit kami tidak repot memasak dan bisa memangkas waktu lebih cepat. 

Kamipun masuk ke tenda dan istirahat malam itu dan sesekali ditemani gerimis dan satu kali suara Geluduk yang sangat kenceng sekali membuat saya kaget dan terbangun sesaat. Namun tak lama sudah mabok lagi dengan hawa dingin dan kami bungkus tubuh kami dengan SB. Pukul 02:30 dini hari saya bangun dan membangunkan teman-teman untuk siap-siap untuk summit ke puncak Rajawali. Pukul tiga dini hari tepat kami mulai summit. Karena tidak bawa jaket tebal, akhrinya saya memakai kaos panjang rangkap tiga dan sarung untuk mengkondisikan tubuh biar tetap hangat.

Pukul 04:00 kami sampai dibawah batu pelawangan dan mencari jalan menuju ke kawah untuk ke Puncak Rajawali. Sempat kami menuruni tebing namun karena kami merasa ragu, akhirnya kami batalkan untuk ke puncak Rajawali dan berbalik dan ke puncak Sejati. Sampai puncak Sejati kami pukul 04:30 dan cuaca kala itu sangat cerah sekali. Diantara rasa dingin kami laksanakan kewajiban kami untuk sholat subuh dan menunggu sun rise time kami sempatkan membuat minuman hangat dan menikmati bekal kami. Alhamdulillah kami diberikan sunrise yang indah dan lautan awan yang mantap pula yang mengelilingi puncak gunung Sumbing ini. Tidak lupa kami mengabadikan setiap momen dengan kamera kami. Sesaat kami melihat Puncak Rajawali yang tertutup awan kala itu, dan itu mungkin cara Tuhan untuk kami tidak jadi ke Puncak Rajawali sehingga kami dapati view yang tidak bisa orang lain rasakan.

Sunrise di Puncak Sejati

Pukul 06:00 pendaki yang lainpun mulai sampai di puncak Sejati dan kamipun bergegas untuk memberikan kesempatan kepada mereka. Kamipun turun perlahan-lahan menuju ke tenda kami sambil menikmati pemandangan di jalur pendakian. Pukul 07:00 kami sampai di tenda dan akupun langsung tidur lagi sebentar sebelum akhirnya teman-teman sudah memasak lauk pauk buat sarapan kami pagi itu. Ikan asin, sayur sop dan sosis kala itu menjadi menu kami untuk sarapan. Pukul 08:00 kami mulai berkemas untuk turun dan satu jam kemudian kamipun berdoa untuk mulai perjalan turun ke basecamp.

Sesampai di sungai ke 11 kami istirahat sejenak untuk mencuci peralatan masak kami yang masih kotor serta mengambil air untuk perjalanan kami turun yang benar-benar habis kala itu. Kurang lebih pukul 10:30 kami sampai di pos 2, dan karena sudah ada sinyal kami mencoba menghubungi basecamp untuk pesan ojek dengan handy talky yang di kasihkan ke kami sebagai alat komunikasi kami. Namun karena tidak ada respon akhirnya salah satu teman kami menghubungi ke nomor pengelola basecamp. Alhamdulillah di pos dua ini kami break sesaat dan menikmati jeruk yang segerrr sekali seperti baru keluar dari kulkas dinginnya. 

Seperempat jam kemudian kami sampai di pangkalan ojek dan tidak lama kemudian bang ojekpun datang, namun hanya empat ojek saja yang tersedia. Mau tidak mau yang berbadan kecil kami cenglu dengan rasa was-was aku dan kak reski naik dan alhamdulillah kami selamat sampai di basecamp pukul 11:30.

Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah doa kami terkabulkan dengan moment moment yang mungkin tidak akan terlupakan. Dimasa hujan lagi ekstrim kami naik Sumbing akan tetapi di perjalanan kami diberikan cuaca yang cerah dan sangat bersahabat. Sedikit kendala dalam perjalanan adalah hal yang lumrah dan bisa dijadikan buat pengalaman kami untuk bisa lebih baik lagi. Terimakasih kepada pengelola basecamp Gunung Sumbing Via Adipuro yang telah mensupport kami hingga perjalanan kami berkesan dan tak terlupakan. Terimakasih kepada teman-teman dari Lampung yang jauh-jauh datang dan selalu ngebanyol untuk sebuah perjalanan, saya paham itu adalah cara kalian untuk tidak segera menyerah dengan sebuah keadaan dan saling menyemangati satu sama lain. Terimakasih bang wanto yang bekalnya super duper banyak. Terimakasih pula kepada teman-teman yang sudah saya tawari untuk bergabung namun belum bisa dan akhirnya memberikan doa untuk perjalanan kami. Berkat doa kalian juga akhirnya kami diberikan kesempatan yang baik untuk bertazabur alam dan mensyukuri apa yang telah Allah berikan kepada kami sebagai salah satu ibadah dari kami. Akhrinya kami putuskan untuk bertemu kembali dengan team Lampung untuk naik Gunung Merbabu selepas lebaran yang akan datang. 

Sampai jumpa dan semoga diberikan kesempatan yang baik pula, Aamiin.

Jalur Pendakian dan Nomor telepon basecamp (Bang Ridlo)

Estimasi Perjalanan

Ojek - dibawah pos 2 = 45 menit

Pangkalan ojek - Pos 2 = 30 menit

Pos 2 - Pos 3 pertama= 2 jam

Pos 3 Pertama- Camp Area Adipuro = 30 menit

Camp Area Adipuro - Pos 4 = 2 jam

Pos 4 - Puncak Sejati = 1,5 jam

1 komentar


EmoticonEmoticon